Jumat, 02 Oktober 2009

Waduh, Miiii......



Rabu kemarin, saya ikut survey pengukuran pertama dalam kesempatan saya bekerja di kantor ini. Lokasinya nggak main-main, di wilayah hampir mendekati titik paling tinggi kota ini. Memang ini salah satu kesempatan saya menyusuri wilayah-wilayah baru yang belum pernah saya lihat sebelumnya. And I love it...




Dari kantor berangkat jam setengah sembilan. Kami bertujuh, saya, Mas Totok, Pak Parjo, Pak Harso, Pak Santoso, Pak Mul, dan Pak Rohman. Pake kendaraan dinas kijang merah itu. Kesempatan pertama, tentu saja saya dapat kursi di sebelah Pak Parjo =). Teman-teman yang lain menikmati sepoi-sepoi angin yang mengantar sepanjang perjalanan kami, di bagian belakang. Saya menemui kawasan-kawasan yang unik. Ada kota sukun yang seperti kota mandiri yang menyenangkan, rindang dan semua kebutuhan sepertinya tersedia. Selanjutnya terus naik ke utara, melalui jalan-jalan sempit yang hanya pas dilalui kendaraan roda empat berpapasan. Semakin naik, saya mulai mendapati vegetasi yang berbeda. Bukan pinus, tapi pohon kapuk randu, jagung, nangka...Akhirnya kami sampai di balai desa setempat, desa paling utara di kabupaten kami. Keheranan saya adalah hawanya yang tidak seperti hawa pegunungan. Dari sebelum berangkat, saya sudah membayangkan akan merasakan sedikit penurunan suhu dari kondisi di bawah (baca : kota), tapi ternyata sama saja, sama panasnya!


Vegetasi penutupnya buanyak sekali yang gundul, sehingga tanah pegunungan itu tampak merah dari kejauhan. Kondisi tanah juga tampaknya labil, tertangkap dari beberapa berita longsor yang menimpa wilayah ini. Sewaktu saya meraba dinding jalan yang merupakan tepi bukit yang dikepras sehingga terlihat bagian batu-batu penyusunnya, terasa rapuh, jatuh beberapa bongkah kebawah. Wah, bahaya nih kalau batu gunungnya tiba-tiba menggelinding..atau menggelundung...Jalan aspalnya banyak sekali yang rusak, dan inilah yang menjadi tugas kami siang ini, berkonsentrasi dengan jalan dan perkerasannya yang disana-sini sudah mengelupas dengan sempurna.


Hanya ada beberapa dusun/dukuh sepertinya di atas sana. Beberapa meter lagi sudah merupakan wilayah tetangga yang berada di balik pegunungan yang kami daki. Kelompok permukimannya mengikuti alur topografi, berkelompok di beberapa dataran, atau berlarik di sepanjang jalan utama. Pada wilayah yang bukan termasuk pusat dusun/dukuh, jarak antar rumah penduduknya cukup jauh, dan mereka biasa mendaki atau menurun berjalan kaki untuk menuju ladang, mengangkut hasil bumi yang secara kilometrik dan volumetrik cukup besar, hanya di punggung-punggung mereka yang sekuat baja!



Dan inilah sebenarnya keasyikan kami mengukur langkah dan arah di permukaan bumi siang itu. Jalannya menanjak, meliuk-liuk kekanan kekiri. Tidak ada pohon cemara ataupun strawbery di kanan kirinya, randhuuuuu dan jagung sepanjang jalan, jurang di kanan, ketinggian di kiri, wuiiiiii....Mas Totok bertugas mencatat potongan memanjang; Pak Mul dan Pak Harso yang menggambar lintang; Pak Rohman dan Pak Santoso memagang bermeter-meter pita ukur yang kami bawa, Pak Parjo mengukur potongan lintang dan saya ,hmmm...berjalan paling belakang mengawasi anak buah..hehehe, dan mendokumentasikan semua yang kami temukan di jalan. Menyenangkan sepanjang jalan...


Hanya 3,5km ternyata, saya pikir hingga 7 km kami akan berjalan. Itupun sudah menjadikan teman-teman saya sekantor kalang-kabut ketika kami kembali lagi ke kantor. "Waduh Miiiiiiiiiii.....kowe ki gek di-eman-eman malah iki di-item2-ke ngantek koyo ngono" kata Pak Pri dengan sepenuh hati. He3...dan mas Arif menimpali, "Lha wong udah di-eman-eman kon neng kene wae kok mas, malah dekne ra gelem ki..". Lagi, pas apel, sepatu saya masih berdebu sekali dan semua mata memandang dan berkomentar "Kuwi sepatu opo opo?" Whahahaha.....Pak Jas, di akhir apel pun komentar seakan nggak percaya "Mbak, awakmu melu neng S*****o? Ngantek gosong kayak ngono?" . Dan mungkin masih banyak lagi komentar yang ada di bibir teman-teman yang tak sempat saya rekam dalam ingatan saya..


Finally, i've made it bros!












































2 komentar: