Sabtu, 11 Juli 2009

serangan fajar

...lebih tepatnya dimulai malam hari sebenarnya, tapi berlanjut hingga fajar, dan akhirnya ketika peak hour, time to gone work! Tragis sebenarnya..hari itu saya harus seharian di kantor hingga maghrib, tidak ada air mata, tapi lemes banget rasanya.




Roman muka yang tak secerah warna baju oranye yang saya pakai hari itu, tertangkap oleh pandangan Pak Toto, waktu itu masih menjadi manajer operasional di kantor saya, dan langsung ngajak ngobrol yang temanya seakan terbaca oleh beliau di jendela mata saya..oh my God! kok orang ini tau aja ya, atau mungkin hanya kebetulan saja beliau bergurau seperti itu...




Kala itu saya tidak membuka ponsel hingga waktunya sholat dhuhur. Buanyak banget teman-teman yang nelpon maupun berkirim pesan.Tidak bisa berkata-kata pada awalnya, hanya beristighfar berkali-kali di dalam hati..Waktu dan kejadian, beberapa jam kala itu sepertinya berjalan sangat cepat, sekaligus..seperti roller coaster. Untung saja seat belt-nya terkunci dengan baik. Saya waktu itu masih diam, tidak banyak berkata-kata. Hingga akhirnya menjelang sore, Pak Agung dan Pak Indri membelikanku SKH ternama andalan Jawa Tengah edisi hari itu untuk mencarikan dan membacakan nama saya di dalamnya. Wajah dan muka saya mulai hangat dan memerah, didekap pertama kali oleh Astrid dan Mbak Eni kala itu. Mereka, teman-teman kerja saya tidak ikut merasakan rasa lain di sisi jantung ini, detaknya berbeda, bukan hanya detak senang saja, ada detak yang lain sebenarnya. Tetapi sepertinya iramanya sama, kencang dan merefleksikan senyum.




Saya pun harus menyusun skenario untuk merantau lagi, menuju kota yang gaungnya sudah saya dengar di hati saya ketika KKN kala itu, Februari - Maret 2004




Terima kasih Tuhan, hari itu aku bisa menutup hari dengan senyum juga akhirnya. Badan yang telah menghangat, dan kaki yang telah tegap berjalan...saya ingin segera pulang, dan mendekap ibu di rumah.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar